Sunday, July 27, 2014

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1435 H

Dear mommies & para pembaca setia sahamibu.blogspot.com, 

Saya dan keluarga mengucapkan 

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1435 H.

Mohon maaf lahir & batin...


sahamibu.blogspot.com




Wednesday, July 23, 2014

Auto Order MOST & Monthly Training Mandiri Sekuritas

Artikel kali ini saya dedikasikan untuk Mandiri Sekuritas yang sudah membuat saya lebih cerdas dalam beraktivias di dunia saham dan pasar modal. Dan menjadi nasabah Mandiri Sekuritas yang menyediakan aplikasi Auto Order membuat saya dan suami lebih mudah melakukan transaksi di bursa saham.

Auto Order adalah feature yang terdapat di aplikasi MOST (Mandiri Sekuritas Online Trading) yang harus diinstal dan dioperasikan di laptop berbasis Windows. Auto Order ini membuat kita dapat melakukan pemesanan pembelian saham baik berupa Auto Buy dan Auto Sell dan pemesanan ini berlaku 30 hari. Pertama kali saya mengopeasikan Auto Order ini setelah mengikuti training Basic 2 Mandiri Sekuritas, saya melakukan kesalahan sangat fatal. Saya melakukan salah input di bagian profit taking terbalik dengan cut loss. Alhasil sebagian saham saya tereksekusi jual, padahal sudah diwanti-wanti oleh instruktur training (terlalu percaya diri memang saya). Tetapi tidak masalah karena saat itu memang market lagi turun dan akhirnya saya melakukan Buy Back atau dengan arti lain saya membeli lagi seluruh saham yang tidak sengaja terjual dengan harga lebih murah. Pelajaran sangat mahal dan saya anggap bagian dari sekolah transaksi saham.  

Setelah saya menguasai Auto Order ini, hidup saya jauh lebih mudah dalam melakukan transaksi saham. Saya tidak perlu lagi memerhatikan gadget dan memantau pergerakan saham. Karena saya sudah melakukan Auto Order dengan menentukan saham yang akan saya koleksi dan jumlah lot saham yang saya mau.  Dimana Auto Buy sudah saya set di harga fundamental dari saham yang akan saya beli dan Auto Sell di harga Target Price sesuai dengan Matriks yang dikirimkan oleh analis Mandiri Sekuritas ke seluruh nasabahnya setiap 2 minggu sekali. Atau saya hitung sendiri sesuai dengan perhitungan valuasi saham menurut Laporan Keuangan Emiten yang sahamnya saya ingin koleksi di website Laporan Keuangan Emiten

Kemudian setiap bulannya, Mandiri Sekuritas mengadakan training bagi calon nasabah yaitu Training Mandiri Sekuritas Online Trading Basic 1 dan nasabah yaitu Training Mandiri Sekuritas Online Trading Basic 2 yang membahas penggunaan aplikasi MOST dan Training Mandiri Sekuritas Online Trading Level Intermediate yang membahas Analisa Fundamental dan Analisa Tehnikal sehingga nasabah Mandiri Sekuritas sebagai pandai membaca pasar dan mengkoleksi saham sesuai dengan perhitungannya sendiri. 

Hampir setiap bulan saya berusaha meluangkan waktu untuk mengikuti training dan acara yang diadakan Mandiri Sekuritas. Salah satunya adalah Kopi Darat Pertama Mandiri Sekuritas yang diadakan pada tanggal 13 Juni 2014 di Beranda Cafe. 



Karena saya berpendapat bahwa ilmu transaksi saham seperti Survival Kit yang membuat kita bisa "makan" walaupun dalam kondisi jobless atau in between, maka sangatlah penting mempelajari ilmu investasi saham ini dengan sebaik-baiknya pada saat kita masih berstatus bekerja atau memiliki penghasilan tetap. Karena ketika kita mengalami keadaan dimana kita harus "makan" tetapi tidak memiliki penghasilan, ilmu transaksi saham yaitu penguasaan analisa fundamental dan tehnikal yang baik dapat dijadikan modal usaha yang mudah. Bisa juga untuk investasi ilmu persiapan untuk pensiun atau mungkin untuk para ibu yang tidak mungkin lagi bekerja kantoran karena harus mengurus anak. 

Maka dari itu, saran dari saya, jadilah nasabah sekuritas yang rutin memberikan training transaksi saham kepada nasabahnya secara cuma-cuma dan juga memberikan update info harian secara detil sebagai panduan dan mempermudah transaksi saham. Jangan hanya tergiur dengan murahnya fee transaksi karena ilmu transaksi dan investasi saham sangat bernilai. Salah satunya adalah Mandiri Sekuritas, anak perusahaan Bank Mandiri yang merupakan perusahaan plat merah milik Bangsa Indonesia. 

Jakarta, 24 Juli 2014

ps: Mandiri Sekuritas konsisten meraih Capital Market Award dari tahun ke tahun, begitu juga tahun 2014 Daftar Pemenang Capital Market Award 2014

Tips Belanja Saham (2)

Banyak cara untuk mengetahui saham apa yang bagus dikoleksi dari segi fundamentalnya. Memang dalam berinvestasi saham, kita harus melihat fundamental dari saham (baca valuasi/instrisik saham seperti EPS growth, PER & PBV dari saham tersebut) tersebut, bukan harga dari saham tersebut. 

Kalau kata opa Warren Buffet: 

The company is more important than price

"It's far better to buy a wonderful company at a fair price than a fair company at a wonderful price."




Salah satu acuan pembelian saham adalah dengan melihat saham-saham yang masuk di index pilihan seperti LQ 45, IDX 30, atau JII dan ISSI untuk saham yang masuk kategori syariah. Untuk melihat index tersebut bisa dilihat di Statistik IDX.

Ada cara lain lagi yaitu dengan melihat rekomendasi para analisa sekuritas yang salah satunya bisa dibaca di  Rekomendasi Prediksi. Untuk tahun politik, biasanya di awal tahun para analis sekuritas memberikan rekomendasi berdasarkan analisa mereka seperti: 10 Saham Pilihan yang Layak diKoleksi di Tahun Politik - Kompas

Yang tertarik dengan produk reksadana, bisa juga membuat produk reksadana sendiri dengan "mencontek" saham-saham yang termasuk dalam produk reksadana. Misalnya Produk Reksadana A yang launching sejak 1997 dan telah meraih berbagai macam penghargaan sebagai Reksadana Saham terbaik oleh Majalah Investor dan Tabloid Kontan. Saham-saham terbesar yang masuk di Produk Reksadana A tersebut adalah: ASII, BBCA, BMRI, BBNI, BBRI, BSDE, GJTL, MAPI dan SMRA dan komposisi sektor yang masuk porftolio Produk Reksadana A tersebut adalah: Finance 43%, Consumer Goods 0,5%, Properties 15,5%, Money Market 6%, Plantation 0,5%, Automotive 13%, Cement 2%, Mining 1%, Pharmaceutical 0,5%, Other 4,%. 

Untuk mengetahui jenis reksadana yang menghasilkan return tertinggi, bisa membaca berbagai referensi salah satunya bisa dibaca di Harga Saham Naik Harga Reksadana Capai Puncak

Tapi kembali lagi ke para investor apakah percaya dengan segala referensi di atas? Daripada susah payah mencari saham 502 emiten, untuk awal bisa dijadikan acuan.

Saya tidak menyarankan untuk membeli saham emiten yang baru IPO (saham IPO) kalau prospektusnya tidak menunjukkan valuasi fundamental yang bagus untuk saham IPO tersebut. Sebagai informasi, untuk saham-saham IPO yang sudah melantai di Bursa Efek Indonesia bisa dibaca disini: Now 502 listed Indonesian companies on the Indonesia Stock Exchange

Selamat mencoba!

Jakarta, 23 Juli 2014


Menu Saham Pilihan: BBRI

BBRI (emiten: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk) adalah salah satu menu saham yang menarik untuk dikoleksi oleh investor pemula atau yang masih awam dengan dunia pasar modal.
Saham bluechip yang menjadi langganan LQ 45 mencatat nilai valuasi sahamnya yaitu: EPS Growth 3%, PER 10.4% dan PBB 1.8% (Matriks Mandiri Sekuritas per 4 Juli 2014).
BBRI juga meraih perolehan laba tertinggi nomer 1 disusul BMRI, BBCA dan BBNI. 

Secara fundamental bagus, resiko tidak terlalu besar dan prospek kegiatan usahanya cerah dan langgeng karena selain merupakan bank plat merah, BBRI sendiri menjangkau seluruh pelosok Indonesia dari Sabang sampai Merauke. 

Kalau kata opa Warren Buffet, 
"Price is what you pay. Value is what you get." 
Secrets of Warren Buffett's Investing Strategy
Sebagai perbandingan valuasi saham dengan emiten Bank Top 3 di Indonesia lainnya, bisa baca artikel dari Teguh Hidayat berikut ini:


Untuk Triwulan II 2014 ini BBRI mencatatkan peningkatan laba bersih sekitar 17,11% menjadi Rp. 11,72 triliun dibandingkan dengan periode serupa tahun lalu.


Apabila melihat analisa tehnikal dari BBRI, bisa dilihat di chart di bawah ini:


Dari segi analisa tehnikal, untuk pergerakan harga BBRI menurut chart di atas berada di level resisten. Saran dari saya, resiko paling kecil dalam melakukan investasi adalah ketika harga saham berada di level support. Maka saham harga BBRI dapat dibeli setidak-tidaknya di harga Rp. 10.600,- . Kalau bisa beli di bawah RP. 10.600,- lebih bagus lagi. "It's far better to buy a wonderful company at a fair price than a fair company at a wonderful price." kata opa  Warren Buffett. 

Apabila ingin memastikan strategi investasi yang tidak akan salah, silahkan membaca laporan keuangan BBRI 5 tahun ke belakang yang dapat diunduh di website idx.co.id. 

Untuk mengetahui historis dari BBRI dari tahun 2009 sampai 2012, silahkan membaca artikel yang berjudul "3 tahun, Saham ini Naik 1000%".

Akhir Desember 2013 lalu, saya mengkoleksi saham BBRI saat harganya di Rp. 6800 dan Maret 2014 di average Rp. 9117,-. Dan sekarang lihat berapa harga saham BBRI?

Bukan sulap bukan judi, tetapi harga saham naik seiring kenaikan valuasi fundamental kinerja emiten itu sendiri. Semakin naik laba bersih dan jumlah saham yang beredar tidak bertambah, maka semakin bagus nilai intrisik saham tersebut. Ini bahasa mudahnya saja untuk orang awam. 
"I try to buy stock in businesses that are so wonderful that an idiot can run them. Because sooner or later, one will." - Warren Buffett
Nah, masih ragu untuk mulai investasi saham?

Selamat mencoba!

Jakarta, 23 Juli 2014

Tuesday, July 22, 2014

Tips Belanja Saham (1)

Bapak Yosef Risdianto, selamat datang di dunia pasar modal...1 investor saham baru sangat berarti bagi pertumbuhan investor lokal di Bursa Efek Indonesia. Namamu akan tercatat sebagai investor di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Sebagai teman yang memperkenalkan dunia ini, saranku adalah belilah saham yang yang dirimu mengerti pasti bisnisnya. Ini sebenarnya nasehat opa Warren Buffet yang selalu beli saham yang dia mengerti bisnisnya. 


Mengingat dirimu sudah belasan tahun berpengalaman di bidang bisnis ritel, ada baiknya mencermati saham-saham dengan kode berikut ini: ACES, ERAA, LPPF, MAPI, RALS, RANC, TELE, MPPA, DNET, HERO, AMRT. Untuk laporan keuangan agar bisa mengetahui EPS growth, PER, PBV dan Devinded Yield bisa download di http://www.idx.co.id/. Sebagai acuan,standar bisnis retail 2014 untuk EPS Growth adalah 14.2%, PER 22.4, PBV 6.9 dan Dividen Yield 1.4% (Mandiri Sekuritas Equity Valuation Matrix per 4 July 2014). Silahkan beli saham di harga yang PER & PBV-nya di bawah angka tersebut. Jangan lupa memeriksa likuiditas saham yang dibeli di daftar LQ 45 yang tersedia di http://www.idx.co.id/



Selamat berinvestasi. 


Pesan tersebut saya sampaikan kepada suami sahabat saya yang akhirnya menjadi nasabah sekuritas. Hore bertambah lagi investor pasar modal Indonesia. Kenapa saya mengatakan belilah saham sesuai dengan bidang usaha emiten (PT Tbk) yang kita mengerti? Itulah prinsip Opa Warren Buffett yang kemudian dianut oleh Opa Lo Kheng Hong ("LKH"). Bahkan Opa LKH pernah bercerita kalau beliau pernah mengunjungi sebuah tambang sebelum membeli saham dalam jumlah besar yang membuat nama beliau tercantum di susunan pemegang saham (setidak-tidaknya 5% kepemilikan saham di suatu emiten). Simak penuturan Lo Keng Hong (Warren Buffett Indonesia) dalam Tips Sederhana Berinvestasi.

Kemudian referensi di bawah ini benar adanya. Suami saya sudah menerapkan trading ala value investor dan memang itu yang paling menguntungkan dibandingan daily trading atau swing trading (Tips Contoh Trading Ala Value Investor ). 

Kalau kata opa Lawrence A. Cunningham: 
"The Best Investors see themselves as part owners of business rather than of a piece of tradable paper. "

Maka dari itu, belilah saham yang bisnisnya kita pahami dengan baik kemudian baru melakukan analisa fundamental seperti kinerja emiten saham tersebut, berapa nilai pertumbuhan saham, aset dan berapa utang, laba bersih, rugi bersih dan baru melakukan analisa tehnikal berapa harga sebaiknya saham tersebut dibeli. 


Mengutip Nasehat dari opa Peter Lynch 
"If you spend more than 13 minutes analyzing economic and market forecasts, you've wasted 10 minutes."
"Go for a business that any idiot can run – because sooner or later, any idiot is probably going to run it." 
Ada teman SMA yang bertanya kepada saya, berapa modal uang yang harus saya siapkan untuk melakukan investasi saham. Tergantung berapa minimum deposit untuk menjadi nasabah sekuritas dan tergantung saham apa yang mau dibeli. Sejak 1 Januari 2014, seluruh investor saham Bursa Efek Indonesia dapat membeli saham dengan perhitungan 1 lot adalah 100 saham.

Sebelumnya 1 lot adalah 500 saham sehingga misalnya kita mau membeli saham Unilever (UNVR) di harga Rp. 31.500,-, maka dana yang harus kita siapkan untuk pembelian 1 lot adalah Rp. 31.500,- x 500 = Rp. 15.750.000 ditambah fee beli 0.18 sampai 0.25% tergantung sekuritas tempat pembelian saham. 

Dan saat ini kita bisa membeli saham UNVR di harga Rp. 31.500,- dengan pembelian 1 lot adalah Rp. 31.500,- x 100 = Rp. 3.150.000,- ditambah fee beli 0.18 sampai 0.25% tergantung sekuritas tempat pembelian saham. 

Ada juga cara mudah ala reksadana yaitu melakukan top up. Misalnya bulan ini ada sisa uang belanja Rp. 5.000.000,-, bisa disisihkan dana untuk membeli saham 1 lot UNVR atau saham lain yang kira-kira prospek untuk menjadi investasi masa depan keluarga, misalnya anak sekolah atau liburan. Sisanya disimpan untuk tabungan jaga-jaga misalnya market koreksi, maka tabungan itu bisa dijadikan amunisi untuk membeli saham tambahan. Mencicil pembelian saham lot demi lot namun konsisten dilakukan tiap bulan setelah tanggal gajian atau konsisten menyisihkan 10% dari setiap penghasilan untuk membeli saham bisa menjadi alternatif investasi bagi yang tidak punya banyak waktu. 

Mudah bukan? 

Jakarta, 22 Juli 2014

Korelasi Konglomerat Pendukung Capres Pemenang Pilpres

Menarik! Ternyata memang saham emiten konglomerat pendukung capres sangat erat kaitannya dengan kemenangan capres. Coba bandingkan saham-saham milik Grup Lippo dengan Grup MNC & Bakrie ;))

Sebuah catatan sejarah di dunia pasar modal yang akan diingat lagi di tahun 2019 untuk Pilpres mendatang. 



Namun perlu ingat, setinggi-tingginya harga saham emiten bullish terkait situasi politik atau apapun, nantinya akan kembali ke harga saham sesuai dengan fundamentalnya. Kalau kata Opa Benjamin Graham bilang "the market does not perfectly price the business value of a stock."

Ingat analisa basic fundamental saham, cek dulu setidak-tidaknya EPS growth, PER & PBV. Jangan terpengaruh pasar, kecuali memang jago analisa tehnikal membaca chart dan berani berspekulasi. Kalau untuk long investment harus dicermati dahulu apakah dalam kurun waktu 5 tahun terakhir saham emiten berikut kinerja emiten tersebut bagus. 
"Yang pasti, bersamaan situasi politik saat ini, dimana pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla hampir dipastikan terpilih sebagai Presiden-Wakil Presiden 2014-2019, harga saham Grup Lippo melonjak tajam. Seperti diketahui, pentolan Grup Lippo James Riady merupakan pendukung Jokowi-JK."

Jakarta, 22 Juli 2014





JAKARTA. Tren kenaikan pasar saham domestik turut mengangkat pamor saham emiten konglomerasi. Saham konglomerasi yang berkinerja positif antara lain emiten Grup Lippo, Grup Astra serta Grup Sinarmas.
Sebagian emiten Grup Lippo, misalnya, mencatatkan keuntungan berlipat ganda pada tahun ini. Sejak akhir tahun lalu hingga kemarin (year-to-date/ytd), harga saham Multipolar (MLPL) melonjak 105,56% ke Rp 740 per saham. Kemudian harga saham Lippo Cikarang (LPCK) tumbuh 76,41% menjadi Rp 8.600 per saham.
Analis First Asia Capital David Sutyanto menilai Grup Lippo punya prospek menarik karena melakukan diversifikasi. Lippo juga dinilai berpengalaman di bisnis perumahan.
Meski begitu, Kepala Riset Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya berpendapat, beberapa saham Grup Lippo berkapitalisasi pasar minim, di bawah Rp 1 triliun. Misalnya Multi Prima Sejahtera (LPIN) hanya memiliki kapitalisasi pasar Rp 105 miliar.
Di sisi lain, bisnis properti Lippo Karawaci Tbk (LPKR) dan LPCK saat ini tergantung kebijakan pemerintah. Bisnis ritel seperti MLPL dan Matahari Putra Prima (MPPA)  juga bergerak musiman.
Yang pasti, bersamaan situasi politik saat ini, dimana pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla hampir dipastikan terpilih sebagai Presiden-Wakil Presiden 2014-2019, harga saham Grup Lippo melonjak tajam. Seperti diketahui, pentolan Grup Lippo James Riady merupakan pendukung Jokowi-JK.
Di antara perusahaan konglomerasi, William menilai Grup Salim memiliki prospek paling menarik. Ini lantaran kenaikan harga saham Grup Salim terbilang stabil. Harga saham Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) naik 6,82% (ytd).
Selain tersebar ke berbagai sektor, William dan David menilai, bisnis konsumer yang menjadi andalan Grup Salim merupakan sektor yang cukup defensif.
Grup Astra juga punya banyak lini bisnis dan tetap mencatatkan pertumbuhan positif. Hanya saja, William melihat saham Grup Astra cenderung lebih berfluktuasi.
Berbeda dengan William, David justru menjagokan saham Grup Astra. Menurut dia, Astra punya beragam bisnis mulai dari otomotif, perkebunan, tambang dan perbankan yang terus berkembang.
Grup Sinarmas juga patut dicermati. Apalagi, grup ini memiliki bisnis perkebunan di bawah kendali Sinarmas Agro Resources and Technology (SMAR). Untuk properti, Sinarmas Land ditunjang pendapatan berulang(recurring income) dari pusat belanja. Tapi William menilai di Grup Sinarmas hanya saham Bumi Serpong Damai (BSDE) yang menarik.
Sedangkan Grup Ciputra dan Grup MNC kurang cemerlang karena tak banyak melakukan diversifikasi. Sejauh ini Ciputra hanya bergerak di bisnis properti. Padahal sektor itu mengalami perlambatan. Sedangkan MNC hanya menggenjot bisnis media.
Di sisi lain, seiring hasil Pilpres yang mungkin dimenangi Jokowi-JK, kinerja saham Grup MNC dan Grup Bakrie merosot dalam. Maklumlah, pengendali Grup Bakrie Aburizal Bakrie dan pemilik Grup MNC Hary Tanoesoedibjo adalah pendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Beberapa saham Grup Bakrie babak belur. Harga saham Bumi Resources (BUMI) anjlok 48% (ytd). Bahkan harga saham Bakrieland Development (ELTY), Bakrie Telecom (BTEL) dan Bakrie Sumatra Plantations (UNSP) anteng di level gocap alias Rp 50 per saham.
Harga emiten Grup MNC juga merosot sejak awal bulan ini. Contohnya harga saham Media Nusantara Citra (MNCN) turun 6% menjadi Rp 2.605 per saham.
Tapi David menilai koreksi saham MNC hanya berlangsung sementara. Penurunannya cuma karena sentimen Pilpres. Kinerja Grup MNC sejatinya masih bagus.
Sedangkan Grup Bakrie, menurut William, dihadapkan pada masalah bagaimana menumbuhkan kepercayaan investor. Agar sahamnya bergerak, dia menyarankan Bakrie membenahi bisnisnya. Namun, proses tersebut bisa memakan waktu cukup lama.
Editor: Sandy Baskoro

Monday, July 21, 2014

Menu & Resep Saham Ibu (1)


Saat ini saya sedang menyusun Menu dan Resep Saham Ibu. Rencananya saya ingin membuatnya secara mingguan dengan referensi beberapa rekomendasi saham dari beberapa sekuritas termasuk Mandiri Sekuritas dimana setiap 2 minggu sekali memberikan matrix saham-saham pilihan. 

Menu Saham Ibu berarti Pilihan Saham yang bagus secara fundamental untuk dibeli atau dikoleksi. Misalnya saham Bank BRI (BBRI), saham APLN (Agung Podomoro Land). Menu Saham ini melihat saham dari kacamata analisa fundamental. 

Resep Saham Ibu berarti Pilihan Saham yang bagus secara fundamental untuk dibeli tersebut itu sebaiknya dibeli di harga berapa dan dijual di harga berapa atau sebaiknya dikoleksi di harga berapa apabila ingin dijadikan investasi jangka pendek atau jangka panjang. Resep Saham ini melihat saham dari kacamata analisa tehnikal. 

Sambil menunggu Menu & Resep Saham Ibu disusun, silahkan membaca referensi di bawah ini:



dan mungkin pilihan saham Opa Warren Buffett bisa dijadikan inspirasi pembelian saham di sektor usaha apa yang menjanjikan masa depan.

Saya mungkin tidak perlu terlalu detail menjelaskan dasar pengenalan saham beserta istilahnya. Banyak referensi bagus yang bisa dijadikan bahan bacaan daripada saya harus membuat tulisan sendiri. Seperti referensi berikut ini:




Tetapi kalau memang ada pembaca blog Saham Ibu yang belum mengerti setelah membaca referensi di atas ini, saya dengan senang hati akan menjawab pertanyaan pembaca. Silahkan ditanyakan di kolom Comments di bawah. 

Kemudian untuk dasar ilmu analisa fundamental saham, silahkan membaca referensi di bawah ini:







Suami saya pun bercita-cita ingin sekali seperti Bapak Lo Kheng Hong. Suami saya memang beraliran fundamentalist dalam melakukan investasi saham. Saya sendiri pernah bertemu dengan  Bapak Lo Kheng Hong di acara seminar Bapak Lo Kheng Hong. Bagi yang penasaran siapakah Bapak Lo Kheng Hong yang disebut Warren Buffett Indonesia, silahkan baca cerita tentang beliau di bawah ini:



Rencananya saya akan membahas khusus mengenai pemikiran dan strategi analisa fundamental Bapak Lo Kheng Hong berdasarkan seminar sehari yang saya ikutin berikut referensi yang saya baca. Ikut terus blog Saham Ibu ini ya.

Jakarta, 21 Juli 2014

Sunday, July 20, 2014

Menu Saham untuk Sahabat Ibu (1)


Saya sering berbagi menu saham melalui informal e-mail untuk para sahabat yang berstatus ibu serta istri namun sibuk kantoran,  yang mana dari memulai investasi saham berdasarkan advis dari saya. Tentunya e-mail tersebut Disclaimer ON, artinya resiko investasi ditanggung sendiri. Bersama e-mail tersebut juga saya kirimkan analisa tehnikal saya melalui chart.  Salah satu sahabat saya tersebut adalah Laura Ratih. 
Di bawah ini adalah contoh e-mail menu saham yang saya kirimkan untuknya.


---------- Forwarded message ----------
From: Maria Ardianingtyas <mypdian@gmail.com>

Date: 2014-04-29 3:09 GMT+07:00

Subject: SMGR

To: Laura Ratih 

Cc: johnny aruan 



Dear Ratih,

SMGR (Semen Indonesia) Cum Date 28 April 2014. Arti Cum Date adalah pemegang saham masih mempunyai hak untuk mendapatkan deviden. Apabila saham dijual setelah Cum Date atau 29 April 2014, pemegang saham masih mendapatkan deviden.

Mengingat SMGR sedang signal sell, gw memilih untuk cash out SMGR untuk membeli saham lain yang lebih murah dan sedang signal buy.
Gw set di harga cut loss Rp. 15.400 dengan perhitungan gw beli SMGR di Rp. 15.600 dan SMGR membagikan deviden Rp. 407/saham berdasarkan pengumuman dari KSEI. Jadi gw masih untung sekitar Rp. 150/saham untuk 10 lot (1000 saham)

Disclaimer on. Silahkan mengikuti atau membiarkan SMGR bearish sampai nanti naik lagi. Tapi kalau mau hold juga gpp paling tidak setahun ke depan kemungkinan naik. SMGR pernah sampai harga Rp. 17.000-an tahun 2013lalu. Dan industri semen bagus. Pesaing SMGR: Holcim (SMCB), Indocement (INTP). INTP juga lagi bearish. Bisa cek harga saham di idnfinancials. Sebenarnya market senin ini emang merah semua kena imbas US & EU market. Makanya kalau tidak ada sesuatu urgent, hold SMGR juga gpp. 

Best regards,
Dian



Saat saya membuat e-mail ini, saham SMGR di harga Rp. 15.700,- dan setelah cum date sempat turun sampai di bulan Mei di harga Rp. 14.250,- 

Namun setelah Jokowi Effect 2 tanggal 10 Juli 2014, saham SMGR melesat sampai di harga Rp. 16.700,-. Sepertinya para investor baik asing maupun lokal percaya bahwa di bawah presiden baru nanti, Indonesia masih banyak melakukan banyak kegiatan proyek infrastruktur yang tentunya membutuhkan semen. Di bawah ini adalah chartnya. 


Ini salah satu menu saham yang dapat dijadikan investasi jangka panjang dan bisa disandingkan dengan produk Reksadana Saham yang memiliki kinerja baik.

SMGR ini masuk ke daftar LQ 45 dan Jakarta Islamic Index dan merupakan saham bluechips. Di tahun 2014 ini SMGR memiliki EPS Growth 9,9% dan untuk harga saham di Rp. 16.725,-, SMGR memiliki PER 16,8% dan PBV 4,1.

Silahkan coba menu saham SMGR ketika harganya masuk di Rp. 14.000,- ke bawah. 

Disclaimer ON. 

Apabila ada pertanyaan mengenai istilah-istilah yang saya gunakan, silahkan meninggalkan pesan di bawah ini. 

Jakarta, 20 Juli 2014

Belajar Saham untuk Pemula (1)

On Thursday, March 20, 2014 2:57 AM, Maria Ardianingtyas <mypdian@yahoo.com> wrote:

Dear All,

Tidak bisa dipungkiri bahwa harga saham-saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia ("BEI") sangat dipengaruhi oleh dana asing. Hal ini mengingat investor lokal yang bertransaksi di BEI masih sekitar 436.089 (sumber: ksei.co.id)





Kebanyakan orang memilih instrumen reksadana saham karena tidak mau pusing memilih saham yang menjadi investasi. Padahal apabila kita bisa memilih saham emiten yang tepat dengan analisa tehnikal dan/atau analisa fundamental atau beli saham bluechips yang masuk di LQ 45 atau Jakarta Islamic Index saja apabila tidak mau pusing, investasi saham jauh lebih bagus daripada reksadana saham

Di bawah ini adalah contoh LQ 45 Periode Februari s/d Juli 2014:




(Catatan: untuk Periode Agustus 2014 - Januari 2015, saham-saham di atas yang keluar dari LQ 45 adalah BKSL, MAIN, MLPL, SSIA dan VIVA. Sedangkan yang masuk ke daftar LQ 45 adalah ANTM, BBTN, INCO, LPPF dan SCMA. )

Sangat disayangkan apabila kita harus berbagi keuntungan dengan fund manager/manager investasi padahal kita bisa melakukannya sendiri. Sebagai catatan bahwa biaya administrasi produk reksadana saham adalah 1-2%, malah ada beberapa yang mengenakan subscription dan redemption fee. Sedangkan transaksi saham sendiri hanya 0.18-0.25 untuk transaksi beli dan 0.28-0.35 untuk transaksi jual apabila dilakukan secara online trading (bisa juga dilakukan melalui broker). 

Sayang sekali apabila saat ini mayoritas investor asing yang menikmati manis madunya profit taking dan laba di BEI. Derasnya arus investor asing saat ini kebanyakan masuk di pasar modal Indonesia, bukan Penanaman Modal Asing (foreign direct investment). Padahal apabila investor lokal Indonesia dapat makin bertumbuh, BEI akan jauh lebih kuat dan ekonomi Indonesia akan lebih stabil karena dana asing rentan keluar masuk (makanya sering disebut hot money). 

Untuk mengetahui saham emiten yang tepat, tentunya kita harus banyak meluangkan waktu untuk belajar dan membaca berita investasi seperti harian/tabloid Kontan, Investor Daily, Bisnis Indonesia, Detik Finance. Dan untuk referensi analis saham bisa dilihat di website sekuritas.

Selain itu, beberapa referensi yang bagus dan bisa kita dapatkan secara gratis adalah:
- @pakarsaham (twitter)

Mengenai sekuritas mana yang bagus untuk memulai investasi saham, tentunya lebih baik sekuritas plat merah karena resiko sekuritas itu kolaps sangat kecil dengan dukungan bank plat merah.

Mengingat rata-rata transaksi saham saat ini dapat dilakukan secara online, pilihlah sekuritas yang menyediakan online trading software yang user friendly. Selain itu, broker yang rajin mengirimkan update news/news flash menjadi salah satu keuntungan tersendiri agar kita selalu up to date dengan berita-berita terbaru. Selain itu juga sekuritas yang rajin memberikan training edukasi gratis kepada para nasabahnya adalah salah satu poin tersendiri. 

Transaksi Saham bukan seperti Judi. Semua ada acuan dan perhitungannya. 

Belilah saham emiten (PT Tbk) yang bidang usahanya kita mengerti dan sesuai dengan budget investasi kita. 

Demikianlah sekilas info mengenai memulai investasi saham. Apabila ada pertanyaan, silahkan menghubungi saya di mypdian@gmail.com. 

Ayo belajar investasi saham yang benar dan bertransaksi saham di BEI untuk ekonomi Indonesia yang kuat.



Saturday, July 19, 2014

Reksadana Saham: Gerbang Belajar Investasi Saham

Sebenarnya saya baru serius belajar investasi & trading saham yaitu dengan mempelajari analisa fundamental dan tehnikal baru di  akhir tahun 2013. Padahal saya sudah menjadi nasabah sekuritas sejak akhir 2010 dan selama itu saya melakukan jual beli saham hanya melalui broker dan belum belajar online trading. 

Awal mula saya menjadi nasabah sekuritas adalah karena pertemuan di lift Sudirman Tower dengan teman lama pas hunting foto di Tokyo saya pernah nebeng menginap di rumah keluarga beliau, yaitu Pak Bedie Roesnadi yang saat itu sudah di BNI Securities. Saya merasa menemukan pintu masuk hal yang sudah lama saya inginkan tapi tidak tahu caranya. Investasi Saham di Pasar Modal Indonesia !

Dari tahun 2004 saya sudah tertarik dengan dunia pasar modal. Pekerjaan saya sebagai associate di bidang corporate law and commercial litigation membuat saya bersinggungan dengan dunia pasar modal. Pertama kali saya beli reksadana adalah reksadana syariah di Commonwealth Bank, lalu reksadana campuran di HSBC. Semua saya jual di tahun 2006 dan pada bulan November 2007 saya beli 2 produk reksadana saham di HSBC lagi. Cukup deg-degan karena pada saat saya beli kedua produk reksadana saham tersebut (Fortis (sekarang BNP Paribas) Infrastruktur Plus dan Schroeder Dana Prestasi Plus ("SDPP"), NAB yang saya beli cukup tinggi karena memang pada bulan tersebut IHSG cukup tinggi. Mana dana yang saya gunakan adalah hasil konversi tabungan mata uang Euro dan US$ yang mana saat itu Rupiah cukup stabil. Selama saya memegang kedua produk reksadana saham tersebut, jarang sekali posisi NAB saya bertambah, bahkan cenderung turun. Dan saya hanya bisa memantaunya melalui internet banking HSBC. Kesalahan saya adalah saya membeli produk reksadana saham Fortis Infrastruktur Plus yang baru saja launching dan belum terbukti kinerjanya karena melihat nilai NABnya cukup murah saat itu. Padahal sebenarnya itu tidak penting, yang terpenting adalah pertumbuhan kinerja dari produk reksadana saham itu sendiri. 

Lalu datanglah krisis 2008 dimana IHSG jatuh sejatuh-jatuhnya. Saat itu saya cuma bisa melongo melihat kedua reksadana saham saya nilainya berkurang lebih dari 50%. Puncak kegalauan adalah ketika terjadi bom hotel JW Marriott di tahun 2009, akhirnya saya memutuskan cut loss Fortis Infrastruktur Plus dengan kerugian 35% dari nilai investasi. Keputusan emosional dan disesalkan karena beberapa bulan kemudian IHSG stabil dan nilai NAB reksadana saham kembali naik. Pelajaran mahal, bahwa seturun-turunnya nilai investasi kita dalam bentuk saham atau reksadana, selama dananya tidak dibutuhkan, mendingan didiamkan sampai nanti di suatu waktu nilai NABnya naik lagi. 

Dan benar saja, titik awal kenaikan IHSG adalah sekitar tahun 2009...kita bisa lihat di chart di bawah ini:


Kelemahan investasi reksadana saham adalah kita tidak bisa memantau pergerakan nilai NAB dalam bentuk chart karena hampir tidak ada Fund Manager atau Manajer Investasi yang menyediakan fasilitas demikian. Kita hanya bisa memantau pergerakan nilai dari koran harian Bisnis Indonesia atau Investor Daily atau laporan kinerja pertumbuhan reksadana saham setiap bulannya yang dikirim oleh Fund Manager yang mengeluarkan produk reksadana tersebut. Selain itu investasi reksadana saham tidak dilindungi oleh Pemerintah melalui Indonesia Securities Investor Protection Fund (SIPF) Nama kita sebagi pemegang reksadana saham tidak tercantum di dalam Biro Administrasi Efek dan tidak mempunyai hak sebagai investor pemegang saham. Hal ini karena pemegang reksadana saham dianggap investor tidak langsung dan ini berlaku juga untuk produk reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap dan reksadana campuran (saham dan obligasi). 

Berdasarkan pengalaman saya pribadi, jika anda tertarik berinvestasi produk reksadana saham, maka hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Baca terlebih dahulu prospektus produk reksadana saham, apa saja saham-saham yang dipilih oleh Fund Manager sebagai investasi produk reksadana saham.
2. Periksa kredibilitas Fund Manager yang mengeluarkan produk reksadana saham tersebut.
3. Cari tahu profil dan kinerja produk reksadana saham yang akan dibeli dari tahun ke tahun.
4. Jangan terpengaruh dengan nilai NAB dari produk reksadana saham. Bandingkan nilai NAB pada saat launching dengan NAB pada saat akan dibeli, apakah ada kenaikan yang baik.
5. Perhatikan pergerakan IHSG pada saat membeli produk reksadana saham. Biasanya naik turunnya nilai NAB sensitif dengan pergerakan IHSG. 
6. Dan tak lupa tanya berapa subscription fee, administration fee dan redemption fee. Karena apabila kita investasi saham langsung, biaya yang kita keluarkan hanyak biaya beli antara 0.15-0.25 dan biaya jual 0.25-0.35 dari nilai saham yang dibeli. Tidak ada biaya lain-lain sebagai nasabah sekuritas selain itu.

Salah satu kenapa saya membuat blog ini adalah saya ingin menebus sesuatu dimana saya tidak pernah mendapatkannya di masa lalu. Tidak ada seorang pun yang memberitahu jalan ke Roma untuk memulai investasi saham. Pernah tahun 2008 awal teman saya bilang datangi saja sekuritas V tapi sudah sampai situ aja. 

Untung saja suami saya pada bulan Oktober 2013 menyatakan keinginannya berinvestasi dan tidak tahu mau investasi apa. Ketika dia bilang mau investasi reksadana saham, saya bilang kenapa tidak menjadi investor saham langsung saja toh dia sudah menjadi nasabah sekuritas sejak Desember 2011. Suami saya kemudian diam-dam serius belajar investasi saham sendiri dan ketika kembali ke Jakarta akhir Desember 2013, dia memberikan kata kunci untuk saya memulai belajar saham. Semenjak itu saya ngebut belajar investasi saham baik analisa fundamental dan tehnikal, siang dan malam. Ditambah saya menjadi nasabah Mandiri Sekuritas dimana banyak memberikan training edukasi kepada nasabahnya, mengikuti IDX Investor Club dan juga Sekolah Pasar Modal.

Semoga blog saya ini bisa menjadi jalan tol bagi ibu-ibu yang mau belajar investasi saham dan mau meluangkan waktunya untuk belajar investasi saham. Investasi waktu untuk belajar investasi saham tidak akan sia-sia. Suatu saat pasti berguna. Percaya deh sama saya. Apalagi sekarang Pasar Modal Indonesia sudah sangat didukung dengan perangkat aturan hukum pasar modal yang baik, kemudian ada Rekening Dana Investor yang terpisah dengan Sekuritas, ada KSEI, KPEI dan Indonesia SIPF. Dan yang terpenting lagi ada Otoritas Jasa Keuangan yang menggantikan peran Bapepam untuk bersama-sama dengan BEI melindungi kepentingan investor pasar modal Indonesia. Belum lagi kecanggihan online trading yang tidak hanya bisa diakses melalui laptop/desktop pc tapi juga dengan smartphone berbasis android atau iOS (iphone). Sayang sekali kalau dilewatkan.  Tak kenal maka tak sayang lho.

Jakarta, 19 Juli 2014

ps: 

Berikut harga reksadana yang tembus rekor tertinggi sejak terbit (per 16 Juli 2014):

Produk Reksadana NAB/unit Return year to date (ytd)
Rencana Cerdas: 12.810,54 28,80%
Dana Pratama Ekuitas : 8.757,40 43,30%
BNP Paribas Infrastruktur Plus : 3.082,57 28,69%
Pratama Equity : 2.138,00 36,29%
SAM Indonesia Equity Fund : 2.090,26 26,46%
NISP Indeks Saham Progresif : 1.943,51 30,21%
HP AM Ultima Ekuitas I : 1.914,46 27,16%
BNP Paribas Maxi Saham : 1.796,02 7,47%
Schroder Dana Prestasi Dinamis : 1.396,78 25,04%
Ashmore Dana Progresif Nusantara: 1.379,0129,25%


http://investasi.kontan.co.id/news/saham-naik-harga-reksadana-capai-puncak