Wednesday, May 13, 2015

Trading Saham di Negeri Orang


Hari ini tepat 1 (satu) bulan saya melakukan trading saham di luar negeri, tepatnya di kota Milan Italia dimana saya mengikuti suami bertugas. Sebenarnya tidak ada bedanya trading saham di luar negeri dengan di Indonesia, karena sama-sama menggunakan aplikasi online trading dan tanpa melalui broker. Namun yang membedakannya adalah penyesuaian perbedaan waktu (time zone) jam buka Bursa Efek Indonesia ("BEI") di kota Jakarta dengan waktu saya di kota Milan, yaitu 5 (lima) jam. Dan tentunya memerlukan kedisiplinan bangun jam 04.00 pagi apabila ingin melihat pre-opening & opening market BEI. 

Saya jadi ingat Desember 2013 ketika suami saya mengikuti perdagangan saham perdana PT Sido Muncul Tbk. ("SIDO") dan untuk membeli saham SIDO dia harus bangun jam 04.00 pagi waktu kota Abuja, Nigeria, untuk menghubungi broker kami di BNI Securities. Pada masa itu saya masih di Jakarta dan kami berdua belum sepenuhnya memahami cara penggunaan online trading, sehingga kami masih menggunakan jasa broker saham untuk melakukan transaksi saham.

Seiring berkembang pesatnya teknologi internet yang semakin canggih, semakin banyak sekuritas Indonesia yang mengeluarkan aplikasi online trading yang nyaman digunakan oleh nasabahnya sehingga memudahkan siapa saja yang ingin bergelut di bidang saham baik trading maupun untuk investasi jangka panjang, bisa dilakukan dimana saja asal waktunya sesuai dengan waktu kerja BEI beserta kalendernya. Jadi sebenarnya saat ini keberadaan broker saham tidak terlalu signifikan karena dengan fasilitas online trading, siapa saja bisa melakukan transaksi saham sendiri. Kecuali apabila broker saham tersebut sangat informatif.  Selain itu, saya ikut beberapa komunitas saham, baik trader maupu investor seperti Warung Income whats apps group dan juga Stockbit. Jadi saya mempunyai teman diskusi saham apa yang kira-kira menarik untuk trading maupung investasi. Saya juga punya sahabat-sahabat Capital Market Lawyer yang berbaik hati membagikan informasi terkini mengenai peraturan Pasar Modal Indonesia. 

Mengingat saya juga harus membagi waktu antara memantau pergerakan harga saham, berita terkini mengenai emiten, data ekonomi, pergerakan nilai Rupiah dengan mengurus berbagai keperluan rumah tangga dan mengantar anak ke sekolah, saya lebih nyaman menggunakan aplikasi online trading yang menyediakan fitur Auto Order, baik Auto Buy dan Auto Sell. Jadi ketika saya melakukan analisa teknikal dan fundamental di luar jam BEI, saya bisa memasang harga saham baik saham yang akan saya beli maupun saya jual dengan fitur Auto Order. Untuk hal ini saya memilih menggunakan aplikasi dari Mandiri Sekuritas yaitu MOST. Saya tidak perlu bolak-balik input harga saham yang akan saya beli maupun jual  di aplikasi setiap harinya karena fitur Auto Order ini berlaku selama 30 hari sejak dilakukannya pemasangan harga saham, baik di harga beli (Auto Buy) maupun di harga jual (Auto Sell). Namun aplikasi MOST ini baru nyaman digunakan ketika saya menggunakan laptop. Apabila saya sedang tidak menggunakan laptop atau sedang di perjalanan, saya memilih memantau pergerakan saham di BEI dan IHSG dengan aplikasi BNI Securities yaitu e-smart yang cukup user friendly di gadget saya.

Cukup menarik dalam kurun sebulan ini, dimana pasar sempat crash di akhir April tepatnya 29 April 2015 lalu IHSG sempat menyentuh level 5015, padahal di tanggal 1 April 2015 sempat di level 5524. Luar biasa terjun bebas dan ngeri-ngeri sedap. Namun hari ini IHSG seperti rebound lagi dan menembus level 5200. Rupanya pepatah Sell in May and Go Away tidak sepenuhnya berlaku di bulan Mei 2015 ini. Para pelaku pasar khususnya investor asing memanfaatkan mengambil saham-saham unggulan bluechip yang sedang di harga bawah yang mana aksi tersebut menyebabkan IHSG rebound setelah sempat bearish beberapa hari di akhir April 2015. Namun sepertinya situasi saat ini belum sepenuhnya stabil dan hanya memanfaatkan profit taking semata. Saya sendiri memilih untuk berhati-hati serta wait and see setelah melihat laporan keuangan kuartal I/ 2015 dari para emiten dimana  pertumbuhan ekonomi melambat menjadi 4,71%

Trading saham di luar negeri cukup menyenangkan sepanjang koneksi internet berjalan lancar karena mau tidak mau kita harus memantau terus perkembangan yang terjadi di tanah air, khususnya berita menyangkut Rupiah, finansial dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Memang membutuhkan effort cukup besar untuk penyesuaian waktu dengan jam kerja BEI. 

Mudah-mudahan semakin banyak masyarakat Indonesia yang tinggal di luar negeri yang mau berinvestasi di Pasar Modal Indonesia. Lumayan kan bagi para ibu kalau bisa mencari untung zhuan di negeri orang sambil mengikuti suami bertugas? 

Tetap optimis selalu dengan Pasar Modal Indonesia dan Rupiah.

Milan, 13 Mei 2015
Saham Ibu


Saham Ibu di depan gedung Borsa Italiana
http://www.borsaitaliana.it/homepage/homepage.htm