Tuesday, December 30, 2014

Memilih Saham Yang Baik di Waktu Yang Tepat (Closing Note 2014)

Tulisan ini merupakan catatan Saham Ibu di penghujung tahun 2014, dimana sepanjang tahun ini Saham Ibu tidak hanya menjadi investor seperti yang sudah dijalankan di tahun-tahun sebelumnya, namun juga mencoba menjadi day trader.

Di tahun 2014 ini pula, Saham Ibu mencoba berpartisipasi makin memasyarakatkan saham dengan membuat blog & fb Saham Ibu. Mohon maklum apabila 2 bulan terakhir ini Saham Ibu jarang update karena keasikan trading saham harian. Dari pengalaman Saham Ibu menjadi day trader,  jangan mencoba menjadi day trader untuk speculative stocks kalau tidak siap gagal dan tidak mempunyai dana "nganggur" atau dana dari passive income.

Selain membaca buku karangan penulis luar negeri seperti Benjamin Graham, Lawrence A. Cunningham, Peter Lynch, Alexander Elder mengenai investasi dan trading saham, Saham Ibu juga banyak membaca buku karangan penulis Indonesia seperti Desmond Wira, Ellen May, Benni Sinaga, Ryan Filbert Wijaya, Parahita Irawan, Prof. Adler Manurung, Lukas Setia Atmaja, Ph.D., Teguh Hidayat, Jhon Veter, Budi Harsono.  Alasan Saham Ibu adalah referensi penulis luar negeri hanya memberikan referensi teori bursa saham pada umumnya di seluruh dunia (general theory) yaitu mengenai analisa fundamental & teknikal. Sedangkan untuk berinvestasi terutama trading saham di Bursa Efek Indonesia, tentunya memerlukan cerita pengalaman praktek yang terjadi di dunia pasar modal Indonesia selain teori tersebut. 

Ada saja yang bertanya kepada Saham Ibu, bagaimana cara berinvestasi saham. Sebenarnya mudah saja, pilihlah saham yang baik dan benar. Baik artinya dikeluarkan oleh PT Tbk. (emiten) yang merupakan perusahaan yang memiliki reputasi bagus, manajemen baik, menganut good corporate governance, bidang usahanya dibutuhkan masyarakat atau bernilai jual atau sedang ngetrend atau bertumbuh dan ekspansi terus. Menurut Parahita di dalam artikelnya Belilah Saham karena Nilainya, Bukan Harganya:

"...sebenarnya inti dari penilaian saham (biasa juga disebut dengan valuasi saham) adalah:

  • Seberapa banyak uang yang akan mengalir ke perusahaan tersebut di masa depan? Semakin besar pendapatan perusahaan, semakin cepat pula kita balik modal. Dalam hal ini kita berbicara mengenai prospek perusahaan ke depan.
  • Berapa nilai aset perusahaan yang dapat kita jual seandainya perusahaan tersebut akan tutup? Dalam hal ini kita berbicara mengenai nilai perusahaan saat ini jika tidak ada pendapatan yang akan masuk ke depannya.
  • Mahal atau murahkah harga saham tersebut jika dibandingkan dengan harga saham perusahaan sejenis?"

Berarti , beli saja saham yang untung terus dari tahun ke tahun atau dalam istilah umumnya earning per share ("EPS")-nya naik terus dan tidak pernah minus berdasarkan laporan keuangan (financial report) dan laporan tahunan (annual report) karena sudah pasti emiten saham tersebut menghasilkan laba dan tidak menderita kerugian. Atau beli saja saham yang PER (harga saham terkini di bursa dibagi EPS yang tertera pada laporan keuangan terakhir) atau PBV (nilai buku=nilai aset yang tersisa setelah dikurangi kewajiban-kewajiban emiten) yang rationya rendah. 

Belum tentu! Salah satu yang harus dan penting dilakukan oleh investor saham adalah rajin membaca berita atau update berita terkini. Karena walaupun investor saham tersebut memiliki Defensive Stocks (saham defensif) sekalipun, tetapi apabila ada keadaan yang dapat mempengaruhi kegiatan operasional emiten saham defensif tersebut terutama penghasilan laba atau rumor yang membuat sentimen negatif, harga saham tersebut bisa langsung turun walaupun masih berupa asumsi. Contohnya saham PGAS (PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. yang sempat turun di bulan Januari 2014 karena adanya simpang siur kebijakan Open Access yang menjadikan investor meninggalkan PGAS karena dinilai ada tarik menarik antara BUMN gas tersebut dengan Pertamina. Namun pada akhirnya harga saham PGAS kembali naik seiring rumor rencana Pertamina akuisisi PGAS. 


Mengenai asumsi penurunan laba saja bisa turun, apalagi penurunan laba keadaan nyata. Contohnya adalah emiten perusahaan pakan ternak ayam (poultry) yaitu CPIN (PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk), MAIN (PT Malindo Feedmill Tbk.) dan JPFA (PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk.) yang mana sempat secara berjamaah harga sahamnya terjun dimana rankingnya sesuai dengan penurunan laba masing-masing yang terlihat di laporan keuangan kuartal III 2014. Ketika ada berita Jepang membuka ekspor daging ayam olahan berita Jepang membuka ekspor daging ayam olahan, saham-saham tersebut di atas kembali naik karena berita tersebut merupakan sentimen positif bagi industri pakan ternak ayam. 

Masalah hukum bisa menjadi sentimen negatif yang menyebabkan harga saham jatuh. Contohnya adalah saham BKSL (PT Sentul City Tbk.) yang mana harga sahamnya jatuh ketika Presiden Direktur PT Sentul City Tbk. terlibat kasus pidana dugaan suap tukar alih fungsi hutan lindung Bogor dimana KPK menjadikan Tersangka. 

Contoh yang lagi "happening" saat ini adalah berita Pemerintah berencana melakukan right issue untuk 3 BUMN ditambah berita Presiden Jokowi akan fokus di infrastruktur dan pangan. Saham-saham konstruksi BUMN seperti ADHI (PT Adhi Karya (Persero) Tbk.), WSKT (PT Waskita Karya (Persero) Tbk.), WIKA (PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. terus naik tiada henti. Suka tidak suka, Saham Konstruksi Emiten BUMN tetap jadi primadona di tahun 2015. Padahal secara valuasi fundamental, saham-saham tersebut hitungan valuasinya mahal. Yang dimaksud harga saham itu mahal adalah bukan mahal dari harganya, tetapi secara valuasi yang basic saja yaitu EPS, PER dan PBV. Sebagai referensi, silahkan membaca artikel Parahita berjudul Bagaimana Cara Menghitung Harga Saham dan artikel Teguh Hidayat Mengenai Margin Safety dan Nilai Intrinsik Saham. Untuk penghitungan EPS, PER dan PBV pun tidak bisa pukul rata ke semua saham, misalnya saham yang bagus adalah saham yang PERnya di bawah 10 atau PBV yang di bawah 1, tetapi harus dilihat per sektor industrinya. Caranya dengan membandingkan valuasi PER dan PBV saham yang sektornya sejenis kemudian diambil rata-ratanya yang hasilnya dijadikan patokan. Contohnya adalah Equity Valuation Matrix yang dikeluarkan Mandiri Sekuritas setiap minggunya:


Ketika kita akan memilih saham, ada berbagai jenis saham yang dapat kita pilih, yaitu: 
  • Income Stocks = saham deviden, sebagai referensi bisa baca artikel ini Meraup Untung dari Saham Dividen
  • Value Stocks = saham yang memiliki valuasi saham baik dengan P/E ratio rendah namun kadang tidak likuid, contohnya bisa dibaca di artikel ini Multi Indocitra: Another Value Stock
  • Growth Stocks = saham yang emitennya secara berturut-turut beberapa tahun terakhir mampu mendapatkan hasil di atas rata-rata. Ada 2 macam Growth Stock yaitu Growth Stock yang emitennya merupakan pemimpin di dalam industrinya dan valuasi sahamnya tinggi dengan P/E ratio rendah, biasanya disebut saham bluechip (contoh:  SMGR (PT Semen Indonesia Tbk.)) dan Growth Stock yang tidak begitu populer dimana emitennya bukan pemimpin di dalam industrinya (contoh: LPCK (PT Lippo Cikarang Tbk.). Coba baca artikel Ini Daftar Saham Paling Menguntungkan di 2014, Kenaikannya Hampir 10 Kali Lipat. Saham yang naik sampai 10 kali lipat tersebut bukan saham blue chip tetapi bisa dikatakan Growth Stocks.
  • Defensive Stocks = saham yang tidak terpengaruh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum, biasanya emiten saham tersebut bergerak di dalam industri yang produknya benar-benar dibutuhkan konsumen (contoh:  UNVR (PT Unilever Indonesia Tbk.), INDF & ICBP (Indofood)),
  • Speculative Stocks = saham spekulasi biasa disebut saham gorengan/saham bandar/saham judi untung-untungan yaitu saham yang emitennya tidak bisa secara konsisten mendapatkan penghasilan dari tahun ke tahun, kadang untung kadang rugi, valuasinya tidak terlalu bagus, tidak konsisten dan tidak bertumbuh, tetapi harga sahamnya naik turunnya luar biasa, bahkan bisa 25% sehari karena dikendalikan oleh bandar) (contoh: DSFI (PT Dharma Samudera Fishing Indonesia Tbk.) yang beberapa minggu terakhir naik turun tajam seiring kebijakan Ibu Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan yang dinilai dapat memberikan keuntungan bagi industri kelautan dan pengolahan hasil laut di Indonesia. Susi Jadi Menteri, Saham Perusahaan Ini Langsung "Melompat" ). Perhatikan chart DSFI di bawah ini, dari yang "tidur panjang" sampai akhirnya bangun dan terbang tinggi. Siapapun yang melihatnya pasti merasa ngeri-ngeri sedap namun tergiur dengan profit yang bisa melipat gandakan uang dengan cepat. 
  • IPO Stocks = saham perdana yang ditawarkan emiten yang baru go public ke bursa saham. Untuk pembelian IPO Stocks, harus benar-benar berdasarkan analisis fundamental yang tersaji di dalam Prospektus emiten karena secara teknikal belum teruji. Apabila ada IPO Stocks yang naik cukup tinggi namun sebenarnya saham tersebut secara valuasi tidak bagus, maka dapat dikatakan IPO Stocks tersebut termasuk Speculative Stocks. Untuk mengetahui IPO Stocks yang sukses di tahun 2014 ini, bisa membaca artikel Perkasanya Saham-saham yang IPO di 2014, Mampu Berikan Return 100% Lebih

Dalam penggunaan dana untuk saham, idealnya memang dibagi menjadi: 40% untuk investasi saham, 40% untuk trading saham dan 10% untuk dana siaga. Namun akhirnya kembali ke tujuan masing-masing maunya beli saham itu untuk apa. Yang jelas apabila tujuan pembelian saham itu untuk investasi, artinya seperti membeli bisnis. Hal yang perlu diperhatikan adalah: earnings & cash flows emiten, management, products & markets, competitive advantage, fair/instrinsic value, margin of safety dan catalyst. Kemampuan melakukan analisis fundamental dalam membaca laporan keuangan dan laporan tahunan sangat diperlukan. 

Dalam melakukan trading saham, yang jelas kedisiplinan dan emosi yang tenang itu sangat penting. Adapun faktor yang mempengaruhi trading saham adalah: market psychology, technical trends of charts, investor sentiment, moving averages, relative strength indicators, price momentum dan investment theme. Apabila memang merasa belum mampu, pilihlah saham Growth Stocks bluechip karena saham tersebut walaupun memerlukan modal yang cukup besar, namun telah terbukti cepat rebound apabila terjadi ketidak pastian market. Jadi bisa buat investasi saham, bisa juga buat trading saham kategori swing trading. Atau bisa juga memilih saham yang masuk di dalam Indeks Konstituen yang terkenal seperti LQ 45, IDX 30, Kompas 100, Bisnis 27, SRI-KEHATI, JII. Indeks Konstituen Saham adalah indikator atau cerminan pergerakan harga saham dan merupakan salah satu pedoman bagi investor untuk melakukan investasi saham di pasar modal. Adapun kriteria saham yang terpilih masuk di dalam indeks-indeks tersebut, bisa dibaca di pengertian indeks saham.

Saham Ibu sepakat dengan apa yang ditulis Teguh Hidayat di dalam artikelnya Follow Trend Dalam Analisis Fundamental dan juga yang ditulis Ryan Filbert dalam bukunya Hidden Profit from the Stock Market. Berdasarkan buku dan referensi yang telah Saham Ibu baca dan juga dari pengalaman Saham Ibu sendiri, dalam berinvestasi di pasar modal Indonesia, jangan menjadi kontrarian (melawan trend) apabila dana yang dimiliki bukan dana "nganggur" atau kurang sabar melihat harga saham yang tidak naik-naik. Termasuk juga dalam hal pembelian saham yang mempunyai valuasi yang baik. Ryah Filbert pun berpendapat demikian:

"Saya akhirnya menyadari bahwa sebuah bentuk fundamental sangatlah penting dalam suatu keadaan market yang sedang tidak stabil dimana (nantinya setelah rebound) akan terlihat kekuatan sebuah saham yang sebenarnya, di antara sekian banyak saham yang harganya sama-sama bagus naiknya. Perusahaan yang baik dan memiliki kriteria tertentu akan pulih lebih cepat setelah penurunan yang dalam. Sedangkan saham yang fundamental yang tidak baik, setlah penurunan tajam, memerlukan waktu lama untuk kembali ke jalurnya semula, bahkan ada yang tidak kembali (rebound) sama sekali. "

Contoh dari pendapat Ryan Filbert adalah saham INDF yang minggu lalu sempat bearish namun hanya beberapa hari saja kemudian rebound dan  hari ini kembali bullish


Ada analisis teknikal sederhana yang dapat membantu mengetahui tren harga dan analisis ini terdapat di beberapa buku antara lain buku Who Wants to be A Rational Investor karangan Lukas Setia Atmaja Ph.D, dan Technical Analysis for Mega Profit karangan Edianto Ong, yaitu hubungan antara harga (indeks pasar) dan volume transaksi saham:
  • Kenaikan harga saham yang disertai kenaikan volume transaksi saham merupakan indikator harga saham naik (bullish).
  • Penurunan harga saham yang disertai kenaikan volume transaksi saham merupakan indikator harga saham turun (bearish).
  • Kenaikan harga saham yang disertai penurunan volume transaksi saham merupakan indikator harga saham mendekati puncak (sell on strength/bearish).
  • Penurunan harga saham yang disertai penurunan volume transaksi saham merupakan indikator harga saham rebound (bullish).
Jadi bagaimana kesimpulan Memilih Saham Yang Baik di Waktu Yang Tepat atau membeli saham dengan harga terbaik serendah mungkin supaya bisa mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya (buy low sell high)? Jawabannya adalah kombinasikan kemampuan analisa fundamental dengan memilih saham yang baik, baik Value Stocks maupun Growth Stocks dan belilah pada saat harganya sedang uptrend dalam kondisi koreksi bearish yang dapat diketahui dengan kemampuan analisa teknikal yaitu membaca chart. 

Hari ini, Selasa 30 Desember 2014 adalah hari terakhir perdagangan saham di tahun 2014. dan IHSG ditutup di harga 5226. 

Saham Ibu mengucapkan Selamat Tahun Baru 2015, semoga kita semua makin sukses melakukan investasi dan trading saham serta makin dapat memilih saham yang baik di waktu yang tepat. 


Friday, December 26, 2014

Screening Saham Awal dengan Metode Syariah

Cara mudah screening awal saham non Bank/Asuransi/Finansial sebelum masuk ke valuasi fundamental yang lebih mendalam adalah dengan menggunakan metode Syariah. 

Bagaimana cara pemilihan saham dengan metode syariah? Singkatnya, silahkan baca Investasi Aman Edisi Syariah

Apabila saham kita nyangkut tetapi masih ada di dalam daftar Indeks Saham Syariah Indonesia ("ISSI") , berarti masih ada harapan besar untuk bangkit lagi. Paling tidak emiten saham yang kita miliki tidak memiliki utang lebih dari 45%

Untuk versi LQ45-nya ISSI yaitu Jakarta Islamic Index ("JII"), silahkan lihat update terbarunya...

Semoga bermanfaat dan selamat berinvestasi saham di Pasar Modal Indonesia.

Jakarta, 26 Desember 2014
Saham Ibu

Selamat Natal 2014...


Selamat Natal 2014 dari Keluarga Saham Ibu bagi yang merayakannya...




Monday, December 22, 2014

Ibu dan Investasi Saham



Di era teknologi yang semakin canggih ini, berinvestasi saham di pasar modal tidak sesulit beberapa waktu yang lalu. Para nasabah mempunyai pilihan melakukan online trading selain melalui sales broker sekuritas. Di manapun, selama jam kerja Bursa Efek Indonesia berlangsung, transaksi bisa dilakukan. Mencari data perusahaan tbk. atau emiten yang sahamnya ingin dibeli pun juga cukup datang ke klik http://www.idx.co.id (bandingkan dengan 10 tahun yang lalu dimana kita harus berlangganan koran, melakukan kliping atau pergi ke Pusat Referensi Pasar Modal ("PRPM") untuk mendapatkan copy dari laporan tahunan (annual report) atau laporan keuangan kuartal dari emiten tersebut.
Selain itu, para nasabah juga bisa mencari berita terkini melalui koran berita online seperti http://www.bisnis.com/, http://www.investor.co.id/, http://www.kontan.co.id/, http://www.bareksa.com/.

Kemudahan berinvestasi saham di pasar modal tersebut dapat menjadi salah satu alternatif bagi para ibu yang dihadapkan di dalam suatu kondisi dimana mereka harus berhenti bekerja demi mengurus anak-anak tetapi di samping itu mereka juga masih ingin memiliki kegiatan yang bisa dilakukan secara flexible. Bagi para ibu yang masih awam memang membutuhkan waktu persiapan untuk menjadi investor atau trader pasar modal, seperti pengetahuan pasar modal yang cukup termasuk pengetahuan mengenai analisis fundamental dan teknikal untuk keperluan pemilihan saham yang baik, dan juga membaca perkembangan berita pasar modal khususnya berita dan pengumuman emiten. Pengetahuan tersebut dapat didapatkan melalui otodidak atau mengikuti training baik yang berbayar maupun tidak berbayar.

Apabila semakin hari semakin banyak ibu yang terjun berinvestasi saham di pasar modal, bayangkan betapa kuatnya pasar modal Indonesia nantinya. Para ibu tidak melulu mengurus anak dan keluarga di rumah tetapi juga menjadi ibu plus plus pengetahuan pasar modal. Bisa jadi nanti di setiap arisan, para ibu juga akan membahas mengenai saham apa saja yang sedang uptrend dan berfundamental bagus sehingga bisa untuk trading atau investasi jangka panjang atau untuk tabungan pendidikan anak. Para bapak pasti senang apabila istri mereka bisa berinvestasi di pasar modal untuk mendukung perekonomian keluarga.

Dalam kesempatan ini Saham Ibu ingin mengucapkan Selamat Hari Ibu bagi seluruh perempuan Indonesia. Semoga semakin banyak Ibu yang mengenal dunia pasar modal dan mau berinvestasi saham yang berfundamental baik. 

Jakarta, 22 Desember 2014
Saham Ibu