Wednesday, July 23, 2014

Tips Belanja Saham (2)

Banyak cara untuk mengetahui saham apa yang bagus dikoleksi dari segi fundamentalnya. Memang dalam berinvestasi saham, kita harus melihat fundamental dari saham (baca valuasi/instrisik saham seperti EPS growth, PER & PBV dari saham tersebut) tersebut, bukan harga dari saham tersebut. 

Kalau kata opa Warren Buffet: 

The company is more important than price

"It's far better to buy a wonderful company at a fair price than a fair company at a wonderful price."




Salah satu acuan pembelian saham adalah dengan melihat saham-saham yang masuk di index pilihan seperti LQ 45, IDX 30, atau JII dan ISSI untuk saham yang masuk kategori syariah. Untuk melihat index tersebut bisa dilihat di Statistik IDX.

Ada cara lain lagi yaitu dengan melihat rekomendasi para analisa sekuritas yang salah satunya bisa dibaca di  Rekomendasi Prediksi. Untuk tahun politik, biasanya di awal tahun para analis sekuritas memberikan rekomendasi berdasarkan analisa mereka seperti: 10 Saham Pilihan yang Layak diKoleksi di Tahun Politik - Kompas

Yang tertarik dengan produk reksadana, bisa juga membuat produk reksadana sendiri dengan "mencontek" saham-saham yang termasuk dalam produk reksadana. Misalnya Produk Reksadana A yang launching sejak 1997 dan telah meraih berbagai macam penghargaan sebagai Reksadana Saham terbaik oleh Majalah Investor dan Tabloid Kontan. Saham-saham terbesar yang masuk di Produk Reksadana A tersebut adalah: ASII, BBCA, BMRI, BBNI, BBRI, BSDE, GJTL, MAPI dan SMRA dan komposisi sektor yang masuk porftolio Produk Reksadana A tersebut adalah: Finance 43%, Consumer Goods 0,5%, Properties 15,5%, Money Market 6%, Plantation 0,5%, Automotive 13%, Cement 2%, Mining 1%, Pharmaceutical 0,5%, Other 4,%. 

Untuk mengetahui jenis reksadana yang menghasilkan return tertinggi, bisa membaca berbagai referensi salah satunya bisa dibaca di Harga Saham Naik Harga Reksadana Capai Puncak

Tapi kembali lagi ke para investor apakah percaya dengan segala referensi di atas? Daripada susah payah mencari saham 502 emiten, untuk awal bisa dijadikan acuan.

Saya tidak menyarankan untuk membeli saham emiten yang baru IPO (saham IPO) kalau prospektusnya tidak menunjukkan valuasi fundamental yang bagus untuk saham IPO tersebut. Sebagai informasi, untuk saham-saham IPO yang sudah melantai di Bursa Efek Indonesia bisa dibaca disini: Now 502 listed Indonesian companies on the Indonesia Stock Exchange

Selamat mencoba!

Jakarta, 23 Juli 2014


No comments:

Post a Comment